Sikap Atas Penerbitan Karikatur Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
SIKAP ATAS PENERBITAN KARIKATUR NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
Oleh
Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu Nashr
Pertanyaan.
Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu Nashr ditanya : Berkaitan dengan pelecehan terhadap umat Islam (berupa gambar karikatur Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang terjadi di Denmark, apa sikap kita sebagai kaum Muslimin terhadap hal ini ? Apakah kita boleh berdemonstrasi dan memboikot produk-produk Denmark ?
Jawaban.
Apa yang telah terjadi di Denmark, (yaitu) berupa olok-olok dan pelecehan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menggambarkannya dengan sesuatu yang tidak layak dengan kedudukan nabi siapapun, terlebih lagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak diragukan lagi, hal ini menunjukkan sikap emosional mereka (orang-orang kafir) terhadap Islam, mencerminkan kebencian yang tersembunyi di dalam dada-dada mereka.
Mereka tidak hanya ingin memerangi sebagian kaum muslimin yang ghuluw (keras dan berlebih-lebihan), yang memiliki sifat mudah mengkafirkan, akan tetapi, sesungguhnya yang ingin mereka perangi dan musnahkan adalah Islam itu sendiri, tidak lain lagi!.
Bukti yang menunjukkan hal itu ialah, mereka telah menentang Al-Qur’an. Bahkan mereka mengancam akan membakar Al-Qur’an di tengah-tengah publik. Dan akhirnya merekapun menggambar karikatur Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sangat buruk. Kemudian diikuti Negara-negara lainnya –karena memang mereka sama-sama kafir-, diikuti pula oleh media cetak (koran-koran) Norwegia, Prancis, Jerman, Spanyol dan Italia. Bahkan ada seorang dari mereka yang pergi menemui Paus dan memprovokasinya untuk mengulangi kembali perang salib (melawan kaum muslimin).
Ini menunjukkan secara jelas semangat salibisme yang tertanam kuat di dalam jiwa mereka, untuk senantiasa membenci dan memerangi Islam dan Nabi (umat) Islam. Kita tidak perlu merasa heran dan aneh terhadap ulah mereka.
Namun yang sangat kita sesalkan, ternyata karikatur Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam didapati juga di sebagian koran-koran di negara-negara Islam. Bahkan ada di salah satu koran negara Arab, menggambarkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa seekor ayam jantan yang dikelilingi oleh sembilan ayam betina, seraya mereka berkata : ‘Inilah Tuan Muhammad yang memiliki sembilan istri’. Mereka melecehkan dan memperolok-olok Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini terjadi di negara Arab!.
Jadi, inilah problemnya. Pelecehan agama semacam ini harus disikapi dengan tegas, kuat dan keras. Orang-orang yang melecehkan dan mengolok-olok agama Islam, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Al-Qur’an harus disikapi dengan seperti ini. Karena semua ini sangat terjaga dan dihormati dalam Islam. Agama Islam adalah agama yang tidak boleh diperolok-olokan dan dipermainkan. Seseorang tidak boleh (melecehkan dan memperolok-olok agama Islam, -pent) dengan dalih kebebasan berpikir dan berpendapat. Lalu kemudian ia bebas berkata : ‘Saya bebas beropini dan berpandangan, saya bebas berbicara tentang Dzat Allah, Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ini hak saya dalam kebebasan berpikir”.
Sementara jika orang-orang Yahudi membantai dan membunuh kaum muslimin, mereka hanya terdiam saja dan tidak berbicara sedikitpun tentang kebebasan beropini dan berpikir. Karena (mereka sama dengan Yahudi dalam hal memerangi dan membenci Islam dan kaum muslimin, dan karena) orang-orang Yahudi ( di mata mereka) memiliki hak-hak begitu tinggi, dan kehormatan mereka terlindungi begitu kuat.
Sedangkan kaum muslimin, karena kelemahan mereka, karena negara-negara besar (yang kafir,-pent) mengepung dan menjajah kaum muslimin dari segala penjuru dan dalam segala sisi kehidupan, dan karena berpecah belahnya kaum muslimin, serta jauhnya mereka dari ajaran agama Islam yang benar, (sehingga) mereka orang-orang bodoh dan dungu itu, menjadi berani kepada kaum muslimin. Maka, kewajiban kaum muslimin adalah bersatu membela Rasulullah, bersatu membela Kitabullah. Selama Rabb mereka satu, Nabi mereka satu, Al-Qur’an mereka satu, kiblat mereka satu, selama mereka semua berkata laa ilaaha illallah wa anna muhammadan rasulullah, maka wajib bagi kaum muslimin untuk bersatu di dunia ini. Wajib memiliki sikap yang satu. (Yaitu) memboikot negara-negara kafir tersebut, dan kita sudah mengakui keampuhan senjata pemboikotan ini.
Dan hendaknya para ulama menganjurkan para pemimpin negara-negara Islam, tokoh-tokoh Islam dan para bisnisman muslim, serta para cendekiawan muslim, dan para anggota parlemen muslim agar mengambil sikap tegas, membuat pernyataan pemboikotan, mencabut para duta besar, dan menampakkan kemarahan kaum muslimin terhadap mereka atas pelecehan ini. Juga mengirimkan pengaduan-pengaduan kepada kedutaan-kedutaan mereka (yang ada di negara-negara Islam, -pent), namun ini tanpa diiringi dengan pengerahan massa, tanpa aksi-aksi perusakan gereja-gereja, karena ini perbuatan tidak bermoral dan terlarang. Juga sebagaimana telah kami jelaskan, bahwa kedutaan-keduataan ini adalah musta’man. Mereka (orang-orang yang mendapat perlindungan keamanan) masuk ke dalam negara-negara Islam dengan ijin kepala negara tersebut, sehingga tidak boleh di langgar hak-haknya, (misalnya) dengan cara memerangi dan memberantas atau merusak kedutaan-kedutaan, restoran-restoran mereka, atase-atase mereka, gereja-gereja. Ini semua dilarang dalam Islam.
Bahkan saya tidak berpandangan bolehnya membakar bendera mereka. Kita (bisa saja) membakar bendera mereka yang bergambar salib, namun (nanti) mereka akan membakar bendera yang bertuliskan La illaha illallah Muhamma Rasulullah, atau akan menginjak-injaknya dengan kaki-kaki mereka, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَلاَ تَسُبُّواْ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ فَيَسُبُّواْ اللّهَ عَدْواً بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampui batas tanpa pengetauan” [Al-An’am/6 : 108]
Jadi, hal itu tidak boleh. Karena menolak kerusakan lebih diutamakan dari mengambil kemaslahatan.
Ya, (kita) boleh mengajukan pengaduan-pengaduan kepada kedutaan-kedutaan mereka, mengajukan (ancaman-ancaman), pemboikotan, pemutusan hubungan antar negara, memperketat peredaran media-media massa mereka. Kita terjemahkan sejarah hidup Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang benar ke dalam bahasa mereka. Kita meminta mereka agar segera mengumumkan permohonan maaf secara resmi dan terang-terangan kepada kaum muslimin. Kita juga meminta mereka agar kaum muslimin diberi kebebasan berbicara dalam menjelaskan dan memperkenalkan hakikat agama Islam yang sesungguhnya. Dan masih banyak lagi cara-cara bagi kaum muslimin dalam rangka membela Islam dan membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tapi, seperti yang tadi saya katakan, sesungguhnya hal yang membuat mereka berani melakukan semua ini adalah kelemahan kita, jauhnya kita dari agama, dan berpecah belahnya kita. Dan –amat disayangkan– kita tidak memiliki sikap tegas (dalam masalah ini).
Sebagai permisalan, seekor gajah betapapun besarnya, namun jika ia dikepung oleh sekawanan singa, ia akan berhasil dijatuhkan. Sedangkan satu ekor singa tidak mungkin melakukan itu. Jadi, betapapun besarnya gajah, ia akan tetap takut dan mundur jika menghadapi sekawanan singa. Namun, jika gajah itu berkumpul pula bersama gajah-gajah yang lainnya, pastilah kelompok gajah tersebut akan membuat sekawanan singa kabur, atau bahkan sekelompok gajah tersebut mampu membunuh sekawanan singa itu.
Begitulah kenyataannya ! Umat Islam (banyak jumlahnya), lima puluh empat negara. Tapi mereka berpecah belah, bercerai berai. Seharusnya, mereka bersatu dan berdiri di atas kalimat dan prinsip yang sama.
(Lihatlah) Eropa sekarang seakan-akan bersatu, bersatu melawan siapa? Melawan Islam! Inilah masa depan yang mereka prediksikan. Permulaannya telah muncul jelas dari perbuatan mereka sekarang. Perbuatan-perbuatan yang mencerminkan semangat salibisme dan permusuhan mereka (terhadap Islam dan kaum muslimin). Maka wajib bagi kaum muslimin untuk bersatu.
Kaum muslimin memiliki banyak potensi dan sumberdaya. Kaum muslimin memiliki minyak bumi, pelabuhan-pelabuhan strategis di dunia, perekenomian, simpanan kekayaan di bank-bank negara-negara barat, perdagangan eksport-import. Semua ini adalah senjata ampuh yang wajib digunakan oleh kaum muslimin. Namun senjata yang paling ampuh dan terbesar untuk mengalahkan orang-orang kafir yang melecehkan agama kita, yaitu kita kembali kepada ajaran agama kita, berhukum dengan syariat nabi kita di dalam masyarakat kita. Inilah kekuatan terbesar !
Kita praktekkan aturan-aturan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita terapkan hukum-hukumnya. Kita kembali kepada Islam, kepada Al-Qur’an. Kita realisasikan syariat Allah. Dan hendaknya para da’i dan ulama berpura-pura lupa, -saya tidak mengatakan melupakan, akan tetapai berpura-pura lupa- dengan segala perselisihan[1] yang ada. Hendaknya mereka bersatu di atas satu kalimat dan prinsip. Hendaknya mereka memiliki satu sikap mulia, yang dengannya bersatu dalam memenangkan agama ini, membela Nabi, dan Al-Qur’an.
Inilah jawaban saya terhadap pertanyaan tersebut.
(Muhadharah Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr di Masjid Al-Karim, Pabelan, Surakarta, Ahad 19 Februari 2006)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
______
Footnote
[1]. Perselisihan yang beliau maksud di sini tentunya adalah perselisihan yang dibolehkan, seperti masalah furu’ (cabang/fikih) dan bukan perselisihan masalah aqidah atau manhaj ,-pent
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/1821-sikap-atas-penerbitan-karikatur-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html